Tindakan Represif Untuk Perusuh Surabaya, Kapolrestabes Ijinkan Tembakan Kaki

Tindakan Represif Untuk Perusuh Surabaya, Kapolrestabes Ijinkan Tembakan Kaki

Kepolisian akan melakukan tindakan tegas dan terukur berupa tembak di kaki kepada para remaja perusuh di Surabaya, jika itu diperlukan untuk melumpuhkan mereka, terutama yang mengancam nyawa warga. Demikian disampaikan AKBP Toni Kasmiri Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Polrestabes Surabaya dalam Wawasan Suara Surabaya.

Dia tegaskan, instruksi tembak di kaki oleh Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan Kapolrestabes dilakukan dalam keadaan tertentu.

“Memang betul perintah beliau (Kapolrestabes), agar kepolisian mengambil tindakan tegas dan terukur (tembak di kaki). Dalam artian apabila mengancam nyawa warga sekitar maupun petugas, wajib kami lakukan,” ujarnya pada Radio Suara Surabaya, Senin (5/12/2022) pagi.

Toni menjelaskan, kepolisian akan tetap memberi tembakan peringatan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan tegas dan terukur tersebut.

“Upaya keras represif ini jadi pilihan terakhir kami kepolisian lakukanm untuk menjaga nama baik Kota Surabaya. Apalagi, tahun depan kita ada Piala Dunia u-20,” jelasnya.

Dia juga meminta, agar masyarakat berperan aktif menjaga kondusifitas mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan hingga kecamatan, seperti mendirikan kembali Pam Swakarsa.

“Karena kepolisian pun kemungkinan agak sulit kalo partisipasi warga kurang. Ortu juga tolong diperhatikan anak-anaknya, kalau perlu diberlakukan jam malam,” jelasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah Kota Surabaya bersama dengan jajaran TNI-Polri mulai Sabtu (3/12/2022) lalu melakukan razia untuk menyisir para remaja perusuh.

Operasi dengan unsur tiga pilar tersebut dilakukan, mengingat aksi para perusuh tidak hanya tawuran namun juga menyerang warga di Surabaya dengan senjata tajam (Sajam). Contohnya, seperti yang terjadi di pos security Pakuwon City dan warkop di Keputih, Kecamatan Sukolilo.

Hasilnya, ada sekitar 37 pelaku diamankan dalam razia tersebut. Para pelaku yang diamankan tersebut, tidak hanya terdiri dari remaja dibawah 18 tahun, namun juga 21 tahun keatas.

Saat ini, para pelaku tersebut telah dilakukan pembinaan lebih lanjut. Bahkan, untuk yang masuk usia dewasa sudah dinaikan statusnya ke tingkat penyidikan untuk diproses.

Empat Polisi Surabaya Diserang Oknum Pesilat Bersajam, Terpaksa Berikan Tembakan Peringatan

Empat Polisi Surabaya Diserang Oknum Pesilat Bersajam, Terpaksa Berikan Tembakan Peringatan

Aksi oknum pesilat di Surabaya makin meresahkan. Belum selesai dengan ulah gengster, polisi dibikin kewalahan dengan ulah sejumlah oknum pendekar silat di Surabaya.
Mereka yang tak terima konvoi bersajamnya dibubarkan polisi mengajak adu kejar mengejar.
Empat anggota reskrim Polsek Sukolilo yang berpatroli, menyisir kawanan pesilat itu di wilayah Keputih Surabaya, Jumat (2/12/2022) dini hari.
Lantaran mengganggu pengguna jalan, para oknum pesilat itu juga merusak sebuah warung makan dan menjarah isinya.
Polisi tak tinggal diam, sebuah tembakan peringatan memaksa para pesilat dari salah satu perguruan silat itu putar balik.

Bukannya menyerah, mereka malah menantang empat polisi itu untuk menangkapnya.
Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, empat polisi terus membayangi para pesilat yang enggan membubarkan diri.
Saksi di lokasi menyebut, para gerombolan pesilat dengan sajam itu masuk ke area kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
“Polisi mencoba membubarkan mereka dengan tembakan peringatan lagi ke atas. Mereka sempat takut dan mencari jalan keluar,” ujar saksi di lokasi.
Tak lama, salah satu tembakan peringatan yang hendak dikeluarkan polisi ke arah atas gagal meledak.
“Pas lihat tembakan ke atas itu gagal, ada suara dari para pesilat itu yang provokasi. Tembaknya habis, ayo serang,” imbuh saksi tersebut.
Benar saja, suara motor pesilat meraung ke arah para polisi sambil menenteng senjata tajam.
Terhimpit, anggota polsek Sukolilo itu terpaksa melakukan tembakan lagi ke arah bawah untuk memukul mundur pesilat yang bertindak kriminal tersebut.
Para pesilat itu lantas membubarkan diri, keluar dari area kampus dengan merusak pagar kampus sisi Utara.
Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait insiden itu.