Bondowoso- Kepolisian Resort Bondowoso, akan menerjunkan puluhan personel gabungan satuan untuk mengamankan jalannya rekonstruksi kasus pembunuhan ojol di jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kota, Bondowoso, Kamis (15/12/2022).
Kapolres Bondowoso AKBP Wimboko, S. I. K melalui waka Polres Kompol Joes Indra Lana Wira, SH mengatakan ” kami terjunkan personel gabungan dari Polsek , Polres dan Brimob sebanyak 74 personel,” ujarnya
Waka Polres menjelaskan, untuk skenario pengamanan untuk mengantisipasi kerumunan massa, pihaknya akan menutup beberapa jalan menuju lokasi kejadian pembunuhan tersebut.
“Ada lima pintu masuk ke lokasi yang nantinya kita pasangi Police line,” katanya.
Selain itu,lanjutnya, disetiap pintu masuk akan ditempatkan beberapa anggota untuk menjaga pintu masuk ke lokasi kejadian.
“Setiap pintu akan dijaga sekitar lima sampai enam anggota,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resort Bondowoso, bergerak cepat untuk mengungkap kasus pembunuhan driver ojol alias ojek online di rumah kontraknya, di jalan Kolonel Sugiono RT10 RW 2 Kelurahan Kademangan, Kecamatan, Kabupaten Bondowoso.
Bahkan hanya dalam waktu kurang 24 jam, Polres Bondowoso, berhasil menangkap pelaku pembunuhan yang korbannya berinisial YS, warga Desa Sumber Kalog, Kecamatan Wonosari, Bondowoso itu.
Pelaku pembunuhan diketahui berinisial Inisial BH (31) warga Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso.
Insiden pembunuhan yang menggemparkan warga Bondowoso, diduga korban memergoki istrinya saat bersama pelaku di dalam rumah kontrakannya .
Berita Polisi Pekanbaru – Kasus penyekapan dan juga pemukulan Riri Aprilia Kartin (27) oleh oknum polisi wanita atau (polwan) Brigadir IR dan ibunya YUL memasuki babak baru. Kedua pelaku resmi ditetapkan tersangka usai dilakukan pemeriksaan oleh Ditreskrimum dan Bid Prppam Polda Riau. Kasus itu menjadi perhatian khusus Kapolda Riau, Irjen Iqbal.
“Penyidik telah melakukan serangkaian penyidikan, diawali pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Termasuk korban dan terlapor,” terang Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto, Minggu (25/9/2022).
Setelah semua pemeriksaan tuntas, tim yang dipimpin Direktur Reskrimum Kombes Asep akhirnya menuntaskan kasus yang dilaporkan Riri. Brigadir IR dan ibunya YUL ditetapkan tersangka penganiayaan atas Pasal 351 KUHP.
“Kemudian penyidik juga telah melakukan gelar perkara hari ini dan menetapkan dua orang terlapor yakni IDR atau (IR) dan YUL sebagai tersangka,” kata Sunarto.
Tidak hanya terjerat pidana, IR juga dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran kode etik kepolisian. Ini setelah yang bersangkutan menjalani proses pemeriksaan oleh tim Bidang Propam Polda Riau yang dipimpin Kabid Propam Kombes J Setiawan.
“Tersangka IDR atau IR telah ditempatkan di tempat khusus oleh Propam Polda Riau. Ini terkait pelanggaran kode etik Polri yang telah dilakukannya,” kata Kombes Sunarto.
Sementara untuk tersangka YUL, tidak dilakukan penahanan. Hal ini dikarenakan ada sejumlah pertimbangan dari penyidik.
“Salah satu pertimbangannya tersangka YUL dinilai kooperatif selama menjalani proses hukum, tidak akan mengulangi perbuatannya, tidak akan merusak barang bukti serta alasan kemanusiaan, dimana ia harus merawat cucunya, yakni anak dari tersangka IDR atau IR,” katanya.
“Awalnya Rabu 21 September pukul 20.00 WIB saya sedang sama pacar saya, pacar saya ini adik si Polwan. Pacar saya polisi juga, Brigadir RZ dinas di Narkoba Polda,” kata Riri membuka cerita.
Setelah didatangi Brigadir IR dan ibunya, ia langsung diminta keluar dari kontrakannya. Sang pacar yang mendengar suara kakak dan ibunya menolak dan minta masalah itu diselesaikan di rumah.
Permintaan itu justru membuat Brigadir IR marah dan membesarkan volume suara di kontrakan. IR mengaku talah berulang kali mengingatkan Riri tidak menemui adiknya.
“Saat datang dia ngomong dengan kasar, teriak-teriak gimana caranya bisa ketemu saya. Pacar saya menemui agar saya tak dipukuli karena pacar saya ini sudah tahu ibu dan kakaknya kasar,” katanya. Negosiasi Brigadir RZ rupanya tidak juga membuahkan hasil. Brigadir IR semakin murka dan memaksa masuk kamar dan menemui Riri yang sudah ketakutan.
“Saat bertemu langsung dipukul, dicakar, dijambak dan diseret pakai rambut saya sendiri di kontrakan. Kepala bengkak kan ini karena dijambak, itu kejadian di dalam kamar,” katanya.
Tak puas, Riri mengaku dikunci di dalam kamar dengan posisi lampu dimatikan. Dalam kondisi gelap gulita itulah korban dipukuli.
“Polwan ini ngurung saya di kamar, ngunci pintu dan lampu dimatikan. Dikeroyoklah saya di kamar itu, ada sekitar 15 menitlah. Itulah dia bilang saya polwan, saya tugas di BNN dan sebagainya,” kata Riri.
Terakhir, wanita berusia 27 tahun tersebut mengaku peristiwa yang menimpanya itu bermula dari cinta tak direstui. Keluarga sang kekasih, Brigadir RZ tidak merestui hubungan keduanya yang sudah dijalin 3 tahun terakhir.
“Awalnya ini cinta tak direstui. Kami ini dilarang untuk komunikasi, dilarang bertemu lagi. Tetapi kami sudah diberi peringatan sampai pada hari itu nomor pacar saya dicekpost sama Polwan ini,” katanya.
Atas insiden itulah Riri akhirnya memilih untuk melaporkan Brigadir IR dan ibunya atas dugaan penganiayaan ke Polda Riau. Laporan dibuat, Kamis (22/9) dini hari setelah kejadian
Berita Polwan – Belum lama ini pengguna media sosial dihebohkan dengan munculnya nama Bripda Muthia. Polwan cantik ini muncul pertama kali usai dikabarkan menjadi korban aniaya seorang perwira. Tapi polwan ini justru terkenal karena kecantikannya.
Alih-alih simpati dengan kasus penganiayaan itu, netter justru heboh membahas kecantikan sang polwan. Foto-foto yang menggambarkan kecantikan pemilik nama lengkap Muthia Syahra Padang semakin membuat netter terpanah.
Tak sedikit yang menyebut bahwa kecantikan Bripda Muthia setara dengan artis Korea. Mata indah dan kulit putih yang dimiliki Bripda Muthia semakin membuat netter di dunia maya terpesona.
Di laman Kaskus netter mulai menuliskan komentar-komentar pujian untuk polwan cantik ini. “Anak indonesia semuaya cantik2 dan pemberani demi bangsa dan negara kita,” ujar pemilik akun Facebook Toni Saputra. “Bening banget braaaayyy….,” imbuh pemilik akun dickoe1. “Sunda banget mukanya. maniiiiiisss.,” pungkas yang lain.
Sementara itu, Bripda Muthia dikabarkan telah memiliki kekasih. Hal itu diketahui usai Muthia mengunggah foto polisi ganteng di salah satu akun media sosialnya. Bripda Muthia diketahui sebagai anak Bridjen Pol Siswandi yang menjabat sebagai Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN).
Nama Bripda Muthia Syahra Padang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Polwan cantik itu diduga mendapat menganiayaan dari atasnnya AKBP BH.
Kebanyakan netter justru bukan memperhatikan kasusnya, melainkan paras Bripda Muthia yang cantik jelita bak artis Korea.
Usut punya usut, ternyata Bripda Muthia adalah anak dari artis cantik bernama Yanti Yaseer. Yanti Yaseer pun menolak semua tawaran untuk bermain sinetron demi mengurus kasus putri cantiknya yakni Bripda Muthia.
Namun siapakah Yanti Yaseer ? bermain di Sinetron apakah yanti Yaseer, siapakah suaminya (Ayah Bripda Muthia Syahra) ?.
Yanti Yaseer adalah artis beragama Islam kelahiran Bogor, Jawa Barat, 4 Desember. Yanti adalah isteri dari mantan Kapolres Medan, Kombes Pol Drs. Yaseerman Pamen. Dari pernikahannya, ia di karuniai 4 orang anak, yang salah satunya adalah Bripda Muthia Syahra Padang.
Yanti Yaseer bukanlah orang baru di dunia Entertainment, ia sudah puluhan kali membintangi sinetron dan FTV serta film layar lebar.
Di kutip dari akun facebooknya, Yanti Yaseer sudah membintangi 3 film layar lebar diantaranya : Bidadari bidadari dari syurga, Miss perfect dan Cerita cinta.
Hari Bhayangkara atau hari kelahiran Polisi Indonesia diperingati setiap tanggal 1 Juli. Momen Hari Bhayangkara ke-74 ini secara kebetulan bertepatan dengan kondisi Pandemi Covid 19 yang membuat sebagian masyarakat khususnya para medis harus memilih untuk konsentrasi merawat pasien di Rumah Sakit.Karena itulah, Polwan Polda NTB di hari Bhayangkara ke-74 pada 1 Juli 2020 ini mengunjungi Rumah Sakit – Rumah Sakit di Kota Mataram untuk memberikan bingkisan dan kue ulang tahun kepada para medis.
Kapolda NTB Irjen Pol Mohammad Iqbal, SIK, MH melalui Direktur Lalu Lintas Polda NTB Kombes Pol Noviar, S.IK menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Bhayangkara ke-74. ” di Momen Ulang Tahun Tahun Kepolisian ke 74 ini, kami dari Polwan Polda NTB memberikan sekedar bentuk kepedulian kami kepada para petugas medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19″ jelas Dirlantas ke Media pada Rabu (1/7) di Mataram.
Pemberian bantuan tersebut tidak hanya sembako, masker, pemberian SIM yang dibantu sponsor, tapi juga Vitamin dan Kue Ulang Tahun. ” Polri sebagai aparat yang bertanggung jawab melaksanakan tugas pokok juga mempunyai fungsi secara kemanusiaan secara humanis membantu kesulitan masyarakat” tambah Kombes Pol Noviar.
Selain kegiatan pembagian bingkisan ke para petugas medis di berbagai rumah sakit di Kota Mataram. Polda NTB telah memberikan 3.550 paket sembako, Polda NTB juga melaksanakan kegiatan rapid test kepada 350 orang masyarakat, kegiatan donor darah dengan diikuti oleh 998 orang, pembagian masker ke 5.025 orang, serta beberapa kegiatan simpatik lainnya berupa pembagian hand sanitizer, APD dan face shield. Termasuk memberikan hadiah SIM dengan PNBP dibantu pihak sponsor kepada 63 Masyarakat yang lahir 1 Juli dan memenuhi syarat pembuatan SIM.